Informatif dan Menghibur

Thursday, December 13, 2012

Di Paris, rombongan DPR belajar penyakit hewan


                Di Paris, rombongan DPR belajar penyakit hewan


Ketua Komisi IV DPR Romahurmuziy mengatakan, kunjungan kerja (kunker) anggota dewan ke Paris, Prancis dan China penting, sebagai solusi menyempurnakan revisi Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009, tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.


Romy, panggilan akrab Romahurmuziy yang juga pemimpin rombongan kunker ke Paris mengatakan, akan mengunjungi sejumlah tempat yang berkaitan dengan peternakan. Di antaranya OIE - Office International des Epizooties yang berkantor pusat di Paris.

"Untuk diketahui, di Paris berkantor beberapa organisasi multilateral internasional, termasuk UNESCO dan OIE," kata Romy dalam rilis yang diterima media, Kamis (13/12).

Romy mengatakan OIE beranggotakan 177 negara termasuk Indonesia. OIE bertanggung jawab pengumpulan, menganalisis, menyebarkan informasi, dan menjamin keamanan perdagangan, dari penyakit-penyakit hewan di seluruh dunia. Selain itu, rombongan kunker juga bertemu dengan komisi yang membidangi kesehatan hewan di Parlemen Prancis.

"Ini dilakukan untuk mendiskusikan seberapa dalam sebuah undang-undang di Prancis, mengatur technicalities kesehatan hewan dan otoritas veteriner," kata Romy.

Romy menegaskan, untuk Indonesia meniru Prancis yang berhasil menempatkan diri sebagai eksportir daging sapi terbesar ke Uni Eropa.

Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Soebagyo mengatakan, meski bukan negara produsen utama sapi, Prancis merupakan negara yang menerapkan standar kesehatan ketat pada hewan konsumsi, termasuk sapi. "Kunjungan ke Prancis memang ada hal penting. Memiliki lembaga yang memberikan kebijakan, bebas penyakit mulut dan kuku (hewan konsumsi)," kata Firman di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (13/12).

Firman tidak ikut rombongan kunker, dia beralasan banyak pekerjaan menumpuk di meja kerjanya. Namun lebih lanjut lagi, Firman menyadari jika rencana kunker ke Paris bakal mendatangkan gelombang protes dari masyarakat.

"Memang kontroversi di masyarakat, Prancis bukan negara produsen sapi, 10 negara saja tidak masuk. Saya melihat sinyal-sinyal masyarakat tidak mendukung," kata Firman.

Dia mengusulkan untuk mengirimkan saja staf ahli dengan didampingi tiga anggota dewan. Namun pendapat Firman tersebut tidak mendapat dukungan, dari rekan-rekan di Komisi IV lainnya.

"Karena semua anggota punya hak menyampaikan pandangan, silakan. Saya akhirnya menarik diri untuk ikut berangkat," cerita Firman.
serbanyampur.blogspot.com. Powered by Blogger.

© Serba Serbi Informasi Bercampur Di Sini, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena