Tato, tren yang makin populer di tengah-tengah remaja. Namun siapa sangka, pakai tato ternyata mampu meningkatkan risiko kanker kulit, demikian menurut para ahli.
Menurut dokter, tinta yang digunakan untuk merajah tubuh kemungkinan besar mengandung racun dan memicu kanker kulit. Terutama jenis tinta biru, yang di dalamnya mengandung kobalt dan aluminium.
Sementara itu, untuk tinta merah, ada kandungan merkuri sulfida di dalamnya. Kemudian tinta berwarna sisanya sering memiliki kadmium, kromium, nikel, titanium, dan metal berat lainnya.
"Alat yang digunakan untuk tato dan tindik, jika terinfeksi dengan darah, bisa menyalurkan virus seperti HIV, Hepatitis B dan C, dan kanker kulit jenis squamous, carcinoma, dan melanoma," tegas Dr DJS Tula dari BLK Hospital di Delhi, India, seperti yang dikutip dari Indiatimes.
Memang tidak semua orang yang memakai tato akan menderita kanker kulit. Namun mereka setidaknya meningkatkan risiko penyakit tersebut. Bahkan beberapa desain tato tertanam dalam di bawah kulit dan merusak jaringan otot, begitu tambah Dr Tula.
"Satu hal lagi, lebih baik tato dijauhkan dari tahi lalat. Sebab jika terlalu dekat, terkadang tanda-tanda kanker kulit di sekitar tahi lalat jadi terabaikan," saran Dr Amit Kumar, seorang ahli onkologi.
Beberapa masalah kesehatan lain yang disebabkan oleh tato biasanya adalah alergi. Namun hal itu bisa diatasi dengan antibiotik.
Jika Anda tetap berkeinginan kuat untuk memakai tato, sebaiknya pergi ke tukang tato profesional. Pastikan tinta yang digunakan juga berkualitas dan bersifat organik, misalnya yang diimpor dari Amerika Serikat, Australia, dan Inggris.
Setelah itu, rawat kulit yang ditato dengan seksama. Mungkin pada awalnya kulit akan terasa nyeri dan bengkak. Namun jika Anda merawatnya dengan benar, tato dengan tinta berkualitas tentu tidak akan menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
[riz]
Sumber: Merdeka.com