Hyundai Equus, berlapis baja anti peluru
Mobil terbaru buatan Hyundai, Equus bakal jadi buruan para diktator bahkan seorang gembong narkoba. Bagaimana tidak, mobil asal negeri Gingseng itu bisa memberikan rasa aman ketika mendapat serangan senjata api.
Dilansir Inautonews, Jumat 25 Januari 2013, Seri Equus memang bukan barang baru yang diproduksi Hyundai. Namun, seri ini dikembangkan lebih aman untuk perlindungan pengendara serta penumpang karena dilengkapi bahan lapis baja. Dipastikan, peluru tidak bisa menembus body dan jendela sedan ini. Tidak main-main, untuk mengembangkan sistem keamanan lapis baja ini, Hyundai menggaet produsen perangkat baja anti peluru, Armor Tech. Selain itu, beberapa piranti dilengkapi keamanan seperti baterai ekstra, engsel pintu, engine fire suppressant system,hydraulic window lifter, komunikasi interkom serta tangki bahan bakar lebih kuat untuk mencegah kebocoran. Dengan mengusung mesin V8 berkapasitas 5.0-liter, Equus mampu menghasilkan daya hingga 430 hp pada 6.400 rpm dengan torsi 509 Nm pada 5.000 rpm. Dengan kekuatan yang mumpuni, mesin mobil ini dikawinkan dengan transmisi otomatis delapan kecepatan dan disalurkan ke penggerak roda belakang. Hyundai Equss telah diberikan kepada Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, untuk dipakai sehari-hari. Tapi sayangnya, pihak Hyundai belum mau membeberkan secara detail Hyundai Equss lapis baja dan juga harganya. |
Saturday, January 26, 2013
Hyundai Equus, Mobil Incaran Para Diktaktor
Jurnalis Ini Tewas Saat Jajal Motor BMW Baru
Jurnalis otomotif asal Inggris Kevin Ash, meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan pada acara peluncuran BMW R1200GS di Afrika Selatan.
Dilansir Daily Mail, Jumat 25 Januari 2013, Kevin Ash tewas saat tengah menguji BMW R1200GS di kota George sekitar 155 km sebelah timur Cape Town, Afrika Selatan.
BMW Motorrad memang mengajak wartawan untuk menjajal motor terbarunya dengan perjalanan touring selama dua hari, sebelum akhirnya resmi diluncurkan.
Berdasarkan laporan Motorcycle.com, Kevin Ash meninggal di lokasi kejadian. Belum diketahui secara detail kronologi kecelakaan maut tersebut.
Meski begitu, BMW Motorrad sudah merilis sebuah pernyataan terkait kematian Ash. Dalam siaran persnya disebutkan, Kevin Ash mengalami cedera parah setelah kecelakaan sepeda motor. Namun, BMW tidak memberikan informasi lebih lanjut perihal kronologi peristiwa itu.
Setelah insiden ini, BMW menyatakan berduka cita dan peluncuran BMW R1200GS di Afrika Selatan dibatalkan, untuk menghormanti Kevin Ash.
Ash merupakan seorang kolumnis di MCN British, pendiri majalah Fast Bike. Dia juga koresponden otomotif untuk harian Inggris Daily Telegraph selama 15 tahun.
Unik...Kebun dalam Botol, Disiram Sekali dalam 40 Tahun
David Latimer memiliki sebuah kebun unik. Jangan membayangkan bisa mencium segarnya aroma atau menyentuh tanaman di kebunnya. Sebab, pensiunan insinyur kelistrikan ini memiliki kebun yang tersimpan dalam botol besar yang tertutup rapat selama 53 tahun.
Selama itu pula, ia baru sekali menyiram tanamannya. Terakhir kali saat Richard Nixon menjadi Presiden AS pada 1972. Sejak ditanam di dalam botol, tumbuhan Tradescantia ini seolah terputus dari dunia luar. Walaupun begitu, tanaman hijau yang kerap menjadi hiasan tersebut tetap hidup dan mengisi keseluruhan botol.
Latimer, 80 tahun mengatakan, "Saya menyimpannya enam kaki dari jendela sehingga hanya mendapat sedikit cahaya matahari. Tanaman ini tumbuh mengikuti cahaya matahari dan selalu saya balikkan sehingga tumbuh merata," ujarnya kepada Daily Mail.
Sejak ditanam, Latimer mengaku tak pernah memangkasnya. Tanaman ini berkembang mengikuti bentuk botol yang membulat. Terisolasi dari dunia luar, Tradescantia membentuk ekosistemnya sendiri dengan menyerap sinar matahari dan bisa berfotosintesis untuk tumbuh,
Ide membuat kebun mini dalam botol muncul pada Paskah tahun 1960. Menurut Latimer, saat itu plastik bermunculan menggantikan botol-botol kaca di industri kimia. Dia berpikir akan sangat menyenangkan menyibukkan diri dengan menanam tanaman dalam botol. "Saya ingin melihat apakah kebun botol yang tertutup rapat tetap dapat hidup," katanya.
Latimer lalu membersihkan botol kaca bulat, memasukkan kompos serta meletakkan benih ke dalamnya. Setelahnya, ia memasukkan setengah liter air lalu menutupnya rapat-rapat. Latimer hanya memberi tanamannya itu "minum" pada 1972.
Dalam tayangan Radio BBC, Latimer memperlihatkan beberapa foto tanamannya. Dia berharap kebun mininya bisa dia wariskan kepada anak-anaknya atau disumbangkan kepada Royal Horticultural Society.
"Rekayasa Langit" untuk Redam Banjir Jakarta
Banjir terus menghantui warga Jakarta. Hujan lebat diprediksi kembali mengguyur Ibu Kota pada 27 Januari 2013. Padahal, banjir yang terjadi sejak Kamis pekan lalu masih menggenangi sejumlah wilayah Jakarta.
"Kami sudah membahas mengenai kondisi ini. Ada potensi kenaikan curah hujan pada akhir pekan ini," kata Kepala Sub-bidang Cuaca Ekstrem BMKG, Kukuh Rubidianto, Kamis 24 Januari 2013.
Selain curah hujan, kekhawatiran juga disebabkan naiknya ketinggian air laut di pantai utara Jakarta. Kondisi itu dipengaruhi oleh posisi bulan pada bumi. Saat ini, air laut di utara Jakarta sudah naik dengan ketinggiannya sekitar 1 meter.
"Air pasangnya sudah terjadi pada 23 Januari kemarin, diprediksi akan terjadi hingga 27 Januari," kata Kukuh. Meluapnya air laut ini dipastikan menghambat pembuangan air hujan.
Kukuh mengimbau warga yang tinggal di pesisir pantai harus meningkatkan kewaspadaan. "Tingkatkan kewaspadaan, pesisir pantai akan tergenang. Secara umum hujan ringan dan sedang dan cenderung meningkat pada malam dan dini hari," katanya lagi.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, melakukan persiapan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementrian Pekerjaan Umum untuk menyikapi prediksi banjir besar pada 27 Januari itu. "Persiapan-persiapan dari skenario terburuk, harus diantisipasi," kata Jokowi.
Dia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati menghadapi semua kemungkinan terburuk dari banjir tersebut. "Tetapi semoga tidak terjadi. Kami sudah rapat dengan PU, yang berkaitan dengan air kan Kementrian PU," ujar Jokowi.
Seberapa besar
Meski diprediksi akan turun hujan lebat, Kukuh memprediksi tidak akan terjadi banjir besar seperti pada Kamis pekan lalu. Sebab, hujan yang diperkirakan turun dengan lebat pada tanggal tersebut diprediksi tidak merata.
Wilayah yang diperkirakan mengalami hujan lebat antara lain kawasan Depok dan wilayah utara Jakarta. "Sementara, daerah lain di Jabodetabek diprediksi akan turun hujan ringan hingga sedang pada tanggal tersebut," kata Kukuh.
Selain itu, dia menambahkan, hujan pada 27 Januari itu juga belum tentu menyebabkan banjir parah seperti sebelumnya. "Sebenarnya kami tidak prediksi banjir. Namun, untuk daerah yang sudah jadi langganan banjir tetap harus waspada, apalagi di wilayah utara Jakarta ada rob (pasang laut)," kata dia.
"Apakah akan menyebabkan banjir besar seperti Kamis yang lalu, mungkin tidak sampai separah itu, kecuali ada tanggul jebol."
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan kecil kemungkinan Jakarta banjir besar pada 27 Januari mendatang. Menurut dia, pada 27 Januari mendatang memang akan ada air laut pasang mulai pukul 05.00 WIB dan mencapai puncak pukul 08.00-10.00 WIB. "Setinggi 1 meter dari normalnya," kata dia.
Tapi, tambah dia, ketinggian itu bukan pasang maksimum. Pasang maksimum justru terjadi pada 24-25 Januari yang lalu dengan ketinggian 1,1 meter. "Pada 26-28 Januari berkisar 1 meter," jelas pria yang juga merupakan profesor di bidang hidrologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini.
Selain itu, siklon tropis tidak ada di selatan Indonesia. "Indeks cold surge (seruak dingin) di Hongkong juga tidak terdeteksi. Jika ada, maka akan ada perambatan cold surge ke daerah selatan ekuator yang terjadi setelah 4-6 hari. Kemudian Pulau Jawa akan mengalami curah hujan yang besar," jelas Sutopo.
Demikian pula indeks Madden Julian Oscillation (MJO) yang negatif. Sutopo menjelaskan, MJO adalah sebuah osilasi yang berperiode 40-50 hari, yang dalam beberapa kasus bisa melebar menjadi 30-60 hari. "Gugus awan konveksi diproduksi di atas Samudera Hindia (sebelah barat Indonesia) kemudian bergerak ke arah timur di sepanjang ekuator untuk menempuh satu siklus putar dengan periode 40-50 hari."
Dengan 3 faktor iklim tersebut, Sutopo menilai, kecil peluangnya curah hujan ektrem terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya seperti halnya curah hujan tahun 2007 yang menyebabkan banjir besar di Jakarta.
Rekayasa Langit
Meski demikian, pemerintah tetap melakukan antisipasi terhadap kemungkinan banjir seperti yang diprediksi itu. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan sejumlah lembaga terkait akan menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau "rekayasa langit" untuk mengurangi tingginya curah hujan yang diprediksi bakal terjadi di Jakarta.
Rekayasa cuaca yang mulai dilakukan pada Sabtu hingga kondisi cuaca di langit Ibu Kota cerah. Tujuannya, untuk mengurangi risiko banjir di Ibu Kota. "Kami akan mengkondisikan awan yang akan masuk maupun yang berada di wilayah Jakarta," kata Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan BPPT, Tri Handoko Seto, kepadaVIVAnews.
Menurut dia, awan yang akan masuk ke wilayah Ibu Kota akan dipercepat menjadi hujan. Awan dari luar yang menuju Jakarta akan ditaburi bahan semai (zat yang bisa mengubah awan menjadi hujan). "Kami taburi bahan semai dari pesawat Herciles TNI, sehingga awan itu cepat menjadi hujan dan tidak terjadi di wilayah Jabodetabek," kata dia. Selain itu, metode ini juga bisa menggunakan Ground Base Generator (GBG).
Sementara, awan yang tumbuh di atas wilayah Jakarta juga akan direkayasa. Awan di atas Ibu Kota akan dibuat supaya tidak menjadi hujan. "Kita taburi partikel halus yang bisa membuat awan berpendar dibawa angin menjauh dari atas Jakarta," kata dia.
Tri Handoko mengatakan, metode-metode itu telah diuji coba di sejumlah negara dan berhasil. Sementara, di Indonesia, rekayasa serupa pernah dilakukan di Palembang, Sumatera Selatan, pada saat pagelaran SEA Games. "Pengalaman di Jakabaring, karena cakupannya kecil, bisa mengurangi curah hujan sekitar 80%. Tetapi untuk Jakarta yang lebih luas, target kami hanya 30%, syukur kalau lebih," katanya. (eh)
Sumber: viva.co.id
212 Anggota OPM Menyerahkan Diri
Sebanyak 212 anggota Organisasi Papua Merdeka yang selama ini bergerilya di sekitar Perbatasan RI-PNG menyerahkan diri secara sukarela, Jumat 25 Januari 2013, di Kantor Distrik Muara Tami Kota Jayapura. Mereka juga menyerahkan tiga pucuk senjata api yang selama ini digunakan dalam bergerilya.
Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen Christian Zebua didampingi Wakapolda Brigjen Paulus Watepauw dan Sekda Pemprov Papua Elia Loupatty menerima langsung para aktivis OPM itu.
Di hadapan para petinggi ini, anggota OPM yang menyerahkan diri itu mengucapkan ikrar bahwa mereka bersedia kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi Indonesia, selalu setia kepada NKRI, dan meninggalkan segala aktivitas mereka terkait separatis.
Ikrar itu langsung dibacakan Komandan OPM wilayah Perbatasan RI-PNG Daniel Kogoya.
Menyikapi kembalinya para aktivitas OPM itu, Pangdam Zebua mengatakan, peristiwa ini merupakan upaya yang sangat menggembirakan. ‘’Indonesia sangat terbuka bagi siapa pun anak bangsa yang selama ini berseberangan, asalkan dia kembali dengan tulus dan tidak lagi melakukan kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan UU di Indonesia," katanya.
Pangdam Zebua menjamin bahwa prajuritnya tidak akan melakukan perbuatan yang menyakiti rakyat atau bahkan membunuh. Jika ada prajurit yang melakukan perbuatan menyakiti rakyat, dia tak segan memberi tindakan.
"Silakan lapor kepada saya, sebab tugas prajurit adalah menjaga kenyamanan, ketenangan, dan keamanan. Yakinlah TNI datang untuk melindungi masyarakat," katanya.
Pangdam juga meminta kepada 212 OPM yang menyerahkan diri itu, bila ada yang mengganggu setelah bergabung dengan NKRI, segera melapor kepada prajurit TNI. ‘’Jika ada teman-teman yang masih di hutan tidak senang dengan sikap teman-teman yang sudah bergabung bersama NKRI, prajurit saya siap melindungi,’’ katanya. (art).
Sumber: viva.co.id
Subscribe to:
Posts (Atom)
serbanyampur.blogspot.com. Powered by Blogger.
Informatif dan Menghibur