Informatif dan Menghibur

Tuesday, January 8, 2013

Islamfobia mengulang kebodohan yang sama

                Islamfobia mengulang kebodohan yang sama

Islamfobia juga menjangkiti banyak orang. Mereka menyerang agama Muhammad SAW ini lewat film menyudutkan junjungan tertinggi umat muslim.

Setidaknya ada beberapa film menghina Islam dan Muhammad SAW tercatat dan masih segar dalam ingatan kaum muslim sejagat. Pertama keluar yakni film berjudul Fitnah disebarkan lewat situs berbagi video Liveleak pada 2008. Dilansir dari stasiun televisi ABC News, tayangan berdurasi 16 menit 48 detik ini memperlihatkan surat al-Anfal ayat 60, potongan klip media dan guntingan surat kabar memberitakan tindak kekerasan dilakukan kaum muslim. Surat ini diyakini salah satu perintah berperang bagi umat Islam.

Film pendek ini disutradarai dan ditulis oleh Geert Wilders, seorang anggota parlemen Belanda. Wilders mempunyai keyakinan Islam agama penyebar terorisme, antisemitisme, melakukan kekerasan pada perempuan, melakukan kekerasan pada kaum homoseksual dan Al-Quran memberi petunjuk bagi muslim untuk membenci mereka yang tidak sepaham.

Film ini telah dihapus Liveleak sebab beberapa staf mereka mendapat ancaman dari kelompok Islam militan.

Tayangan menghina agama Muhammad SAW tidak berhenti di situ. Bulan lalu video dokumenter berjudul Islam: The untold Story ditulis oleh sejarawan Tom Holland dan rencananya bakal ditayangkan stasiun televisi Channel 4, malah menyebut Islam agama buatan.

Holland, juga membawakan acara itu, mengatakan hanya sedikit bukti tertulis mengenai kehidupan Rasulullah dan Al-Quran membahas secuil tentang kota suci Makkah. Itu sebabnya dia bilang Islam kemungkinan hanya agama buatan Muhammad SAW.

Setelah menayangkan film dokumenter ini, ribuan kritikan dilayangkan ke Channel 4. Bahkan stasiun televisi ini membatalkan pemutaran rekaman itu di Ibu Kota London, Inggris, sebab mendapatkan ancaman serius.

Tiga bulan lalu umat muslim makin gerah dengan penayangan cuplikan film Innocence of Muslims diunggah di situs berbagi video Youtube. Ini menyebabkan ribuan muslim berbagai negara turun ke jalan, demonstrasi di depan kedutaan Amerika Serikat, sebab pembuat film itu bernama Sam Bacile merupaka warga Negara Adidaya itu. Protes keras menyebabkan kematian duta besar Amerika untuk Libya, John Christoper Stevens, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Rabu (12/9).

Namun mereka pembenci Islam sama sekali tidak belajar untuk menahan diri. Belum sembuh luka umat muslim dunia, seorang warga Pakistan murtad dan tinggal di Spanyol, bekerja sama dengan pastor anti-Islam Terry Jones si penggagas hari membakar Alquran, melansir film anti-Islam berjudul the Innocent Prophet: Life of Muhammad.

Atas nama kebebasan berekspresi Imran mengaku terinspirasi Jones terkenal dengan tindakannya membakar Alquran pada 11 September tahun lalu. Dia menolak anggapan film dibuatnya itu bakal menjadi pemicu kerusuhan dan kemarahan muslim sejagat, seperti dilansir globalpost.com (11/12).

"Jika ingin tahu bagaimana Islam sebenarnya, kita harus menggali kehidupan Nabi Muhammad untuk tahu apakah dia benar-benar utusan Tuhan atau hanya seorang pembunuh, penganiaya anak-anak, dan mengaku-ngaku nabi," kata Imran dalam kalimat pembuka film itu. Dia mengucapkan kalimat itu sambil berdiri dengan latar jalanan di sebuah kota di Spanyol.

Jones baru-baru ini menulis dalam situsnya: kami memang bermaksud menggambarkan kehidupan Muhammad belum diungkap di masa lalu supaya orang-orang di dunia Barat dan muslim benar-benar memahami sosok dan ajarannya.

Cuplikan film itu di situs YouTube sudah menimbulkan kemarahan di Pakistan. Sejumlah pasukan gabungan di Afganistan, negara tetangga Pakistan, bahkan sudah bersiap menghadapi gelombang unjuk rasa besar-besaran.

Di Belgia, pihak keamanan juga sudah bersiap menghadapi demonstrasi besar-besaran. Polisi meningkatkan penjagaan di beberapa wilayah mayoritas imigran muslim asal Timur Tengah.

Nampaknya film ini memang hanya ingin membangkitkan kemarahan kaum muslim. Pembuatannya asal-asalan dan kualitasnya buruk. Sekedar cari sensasi dan berlindung atas nama kebebasan untuk merendahkan keyakinan lain tanpa mereka sadari apa akibatnya kelak.

sumber: merdeka.com
Read More

Terbaik ke-3 dunia, Jokowi kalah dari Wali Kota Bilbao & Perth

               Terbaik ke-3 dunia, Jokowi kalah dari Wali Kota Bilbao & Perth

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terpilih menjadi wali kota terbaik ketiga dunia. Jokowi dipilih karena reputasinya yang membawa perubahan di Kota Surakarta saat menjabat sebagai wali kota. Jokowi kalah dengan Walikota Bilbao, Spanyol dan Walikota Perth, Australia.

Dikutip dari http://www.worldmayor.com, Selasa (8/1), Walikota Bilbao, Spanyol, Inaki Azkuna dikenal karena kebijakannya yang radikal. Dia mampu menyulap Bilbao dari kota industri menjadi kota pusat pariwisata dan seni internasional.

Kebijakan Inaki yang memutuskan untuk menghabiskan hampir USD 230 juta dari uang publik untuk museum untuk seni modern mengundang kritik keras. Inaki dianggap menghambur-hamburkan uang rakyat.

Namun perkembangan sejak saat itu telah membungkam para kritikus. Jumlah pengunjung tahunan ke kota Bilbao meningkat dari 100.000 sebelum pembukaan museum menjadi lebih dari 700.000 pada tahun 2011.

Sementara di posisi kedua wali kota terbaik dunia ini jatuh kepada Lisa Scaffidi, Wali Kota Perth, Australia Barat. Lisa berhasil melambungkan kotanya ke kancah internasional. Di tangan Lisa, Perth dikenal sebagai pembuat roti dan susu yang berkualitas dunia.

Bagaimana dengan Jokowi? Jokowi selain dianggap sukses mengangkat Surakarta juga sukses dalam kampanye antikorupsi. Kampanyenya melawan korupsi membuatnya mendapatkan reputasi sebagai politisi jujur. Saat menjabat sebagai wali kota Solo, Jokowi juga menolak untuk mengambil gaji.

Saat ini, Jokowi telah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pria kalem ini belum berkomentar terkait terpilihnya dia sebagai wali kota terbaik ketiga dunia.

sumber: merdeka.com
Read More
serbanyampur.blogspot.com. Powered by Blogger.

© Serba Serbi Informasi Bercampur Di Sini, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena