Iffa Ulfia Dhitanti, terlahir 27 September 2012 pada usia
kehamilan 24 minggu (6 bulan) dengan berat 650 gram dan panjang 31 cm.
Merupakan anak ke-2 pasangan Ibu Atika dan Bapak Rudiyanto yang terus berdoa
dan berusaha demi keselamatan putrinya ini yang terlahir dengan status BBLER
(Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah).
Iffa ketika lahir dengan berat badan 650 gram
Pada pagi hari tanggal 27 September 2012, Ibu Atika
merasakan kontraksi meskipun kehamilan baru memasuki bulan ke-6. Bermaksud
memeriksakan tentang apa yang terjadi, ketika sampai di IGD RSI Hidayatullah
ternyata pembukaan telah lengkap sebagaimana yang terjadi pada kehamilan 9
bulan. Saat itu juga Ibu Atika dibawa ke ruang bersalin untuk mendapatkan
penanganan langsung, dan tidak berselang lama segera masuk ke proses
melahirkan. Dek Iffa terlahir prematur dengan berat 650 gram dan panjang badan
31 cm (berat kelahiran bayi normal adalah berkisar antara 2.500 4.000 gram).
Foto cap kaki Iffa yang sangat kecil
Waktu itu Ibu Atika dan Pak Rudi pasrah dengan apa yang
terjadi, namun berdasarkan instruksi dari dokter anak di rumah sakit tersebut
bahwa sang bayi ini bisa dipertahankan, maka mereka mengambil keputusan bahwa
apapun yang terjadi, Iffa harus tertolong dan yakin bisa tumbuh sebagaimana
anak yang normal.
Iffa usia 1 hari
Sementara itu, rumah sakit memberikan rujukan ke rumah sakit
yang memiliki peralatan yang lebih lengkap untuk penanganan dan perawatan Iffa.
Peralatan yang dibutuhkan waktu itu adalah inkubator, CPAP (Continuous Positive
Airway Pressure) dan beberapa peralatan lain untuk penanganan bayi terlahir
dibawah 1 kg. Alternatif rujukan yang pertama adalah rumah sakit di Jogja,
namun semua rumah sakit yang memiliki peralatan tersebut ternyata penuh dan
terpakai. Sedangkan Iffa harus segera mendapatkan perawatan intensif
secepatnya.
Peralatan yang diperlukan Iffa : inkubator dengan Continuous
Positive Airway Pressure (CPAP)
Rujukan perawatan dilanjutkan ke RSU PKU Bantul, Iffa
diterima di NICU RSU PKU Bantul dan mendapatkan perawatan intensif selama
hampir 2 bulan lamanya. Selama di NICU Iffa menggunakan alat tambahan oksigen
dengan CPAP, menerima 2 kali transfusi darah (karena HB drop), infus dan selang
yang disambungkan langsung ke saluran pencernaan (untuk jalur asupan ASI yang
diberikan). Saat ini Iffa dirawat di Ruang Patologi rumah sakit tersebut, di
dalam box inkubator, dan masih menggunakan selang pencernaan. Setiap hari
Ibunda mengantar ASI untuk Iffa.
Iffa di NICU RSU PKU Bantul Yogyakarta
Pada tanggal 8 Desember 2012 kami melakukan pengecekan
tagihan rumah sakit selama Iffa dirawat. Jumlah tagihan sampai dengan hari ini
berjumlah Rp. 31.000.000 lebih dan masih terus bertambah. Segala macam usaha
dilakukan untuk membayar biaya rumah sakit ini. Mulai dari pengurusan Jaminan
Kesehatan, sampai dengan permohonan keringanan biaya rumah sakit bermodalkan
surat keterangan kurang mampu untuk biaya rumah sakit yang dikeluarkan oleh
pihak kelurahan setempat (SKTM).
Biaya sebesar ini sungguh memberatkan beban mereka. Ibu
Atika adalah seorang tenaga bantu honorer (kader KB) di lingkungannya, sedang
Pak Rudi adalah seorang pekerja harian lepas yang beberapa waktu yang lalu
bekerja sebagai buruh proyek di luar propinsi, dan tidak bisa bekerja sejak
Iffa lahir sampai dengan sekarang karena harus mengurusi berbagai keperluan Dek
Iffa. Saat ini mereka kembali tinggal di rumah orangtua mereka karena sewa
kontrakan rumah telah habis bulan lalu dan tidak diperpanjang lagi.
Dari surat keterangan Diagnosa RSU PKU Bantul diperoleh
informasi diagnosa sebagai berikut : BBLER (Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah),
KB KMK, SIM, PRESBO, SEPSIS, HMD SUSP., dan AP. OF PREMATURITY. Perawatan
intensif terus dilakukan sampai dengan sekarang.
Iffa di Ruang Patologi RSU PKU Bantul Yogyakarta tanggal 7
Desember 2012
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari dr. Nurcholid
Umam, Sp.A., dokter yang selama ini merawat Iffa, perkembangan Iffa sangat
baik. Pengecekan berat badan hari ini : 1.350 gram pada usia 70 hari atau 2
bulan dirawat di rumah sakit. Asupan yang diterima Dek Iffa adalah ASI dan susu
formula sebagai tambahan jika sewaktu-waktu ASI habis. KMC (Kangaroo Mother
Care) dilakukan Ibu Atika di rumah sakit setiap hari minimal selama 2 jam untuk
mengatasi hypothermia pada Dek Iffa. Jika dengan KMC tersebut perkembangan Iffa
baik, minggu depan akan dilakukan review oleh tim dokter. Apabila memungkinkan,
maka perawatan bisa dilanjutkan di rumah dengan syarat harus memiliki box
inkubator sendiri dan dipersiapkan tempat yang steril untuk Iffa. Tagihan rumah
sakitpun harus dipikirkan karena sudah menembus angka lebih dari 31 juta rupiah
dan terus bertambah, pada saat pulang nanti biaya tagihan rumah sakit harus
dilunasi. Kontrol rutin ke dokter dan pengobatan tetap harus dilakukan secara
berkala setelah pulang.
Pasrah, doa dan usaha mereka untuk mempertahankan bayi Iffa
adalah luar biasa. Apapun yang terjadi, Tuhan pasti memberikan yang terbaik.
Mereka yakin Iffa yang terlahir dengan berat 650 gram bisa selamat dan tumbuh
selayaknya anak-anak sehat yang lain
Sumber: www.kaskus.co.id