Pulau Morotai yang terletak di Maluku Utara kembali menjadi sorotan karena
menjadi tuan rumah gelaran tahunan Sail Morotai 2012. Kegiatan ini
sendiri terkait pelaksanaan Sail Indonesia Yacht Rally yang melibatkan
ratusan yacht dari berbagai negara. Tahun ini, Sail Indonesia berlayar dari
Darwin, Australia pada akhir Agustus menuju Indonesia. Jalur pelayaran akan
melintasi lautan Indonesia dan mengunjungi banyak pulau-pulau eksotis seperti Alor, Taman Nasional Komodo, Karimunjawa, Ternate, Salayar, Tanjung Puting, dan masih banyak
lagi yang lainnya.
Pulau Morotai yang berada di sebelah utara Pulau Halmahera terpilih menjadi lokasi pesta bahari yang memiliki peran signifikan bagi pertumbuhan dan pengembangan industri pariwisata Morotai. Nama Morotai mulai dikenal sejak Perang Dunia II dan merupakan basis bagi Jenderal McArthur saat melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Jepang di Filipina dan pulau-pulau di Indonesia.
Pembukaan Sail Morotai 2012 digelar pada Sabtu, 15 September, Sail Morotai 2012 dihadiri Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Hadir pula veteran perang dari Amerika Serikat, Jepang dan Australia yang pernah menginjakkan kaki di Morotai. Pelaksanaan Sail Morotai 2012 juga dihadiri duta besar, menteri dan perwakilan dari Amerika Serikat, Jepang, Australia dan Filipina. Hari itu kegiatan ini disaksikan pula ribuan penduduk setempat.
Sail Morotai 2012 berkelas internasional tersebut resmi dibuka dengan atraksi Tari Soya-soya, yaitu tarian perang khas Maluku dilanjutkan tarian selamat datang dari distrik lokal di Maluku. Lalu datanglah puluhan yacht dan sejumlah kapal perang yang berpartisipasi dalam Sail Morotai 2012. Pada kesempatan itu, Presiden Yudhoyono juga meresmikan pembukaan Museum Perang Dunia II Morotai yang berisi artefak dan memorabilia dari perang di Morotai.
Dalam pidatonya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut baik semua peserta Sail Morotai 2012, seperti veteran perang dan delegasi asing. Presiden menyebutkan bahwa Sail Morotai adalah bukti komitmen Indonesia untuk mengembangkan potensi ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Untuk tujuan ini, Morotai dan Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara yang menghadap langsung ke lautan Pasifik akan dikembangkan. Hal ini bertujuan agar pulau-pulau di Indonesia akan sanggup bertahan dan bersaing menghadapi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik di masa mendatang.
Morotai akan dikembangkan sesuai dengan potensi sumber daya kelautannya yang teramat kaya, sektor perikanan dan pariwisata. Sebagai langkah awal, wilayah Morotai telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam Rencana Pembangunan Ekonomi Indonesia. Pemerintah juga akan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur dan mendorong para investor untuk lebih mengembangkan daerah ini.
Proyek pertama yang dilakukan dalam hubungannya dengan mendukung Sail Morotai adalah perbaikan infrastruktur pelabuhan dan perluasan dermaga di Daruba, Morotai. Investor dari Taiwan rencananya akan mengembangkan industri perikanan di Morotai.
Sementara itu, ketua panitia yang juga adalah Menko Kesra, Agung Laksono, menyebutkan bahwa Morotai yang meliputi area seluas 1.800 kilometer persegi, memiliki potensi besar dalam sumber daya kelautan, perikanan dan pariwisata. Daerah yang berbatasan dengan Filipina ini diperuntukkan untuk menjadi salah satu wilayah pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lautan Morotai memiliki setidaknya 160 spesies ikan yang sangat diminati di pasar internasional. Sekira 150.000 ton ikan per tahun dihasilkan dari lautan Morotai, padahal sampai saat ini hanya 50% dari potensinya yang baru dimanfaatkan. Pulau-pulau di sekitar juga berpotensi dalam produksi mutiara dan rumput laut. Selain itu, lokasi strategis Morotai di perairan Pasifik tentunya akan menarik banyak investor.
Potensi wisata di Morotai pun menjadi andalan mengingat peran unik Morotai dalam Perang Dunia II. Benyak peninggalan perang yang menjadi wahana wisata sejarah di Morotai. Potensi wisata ini diperkuat dengan kondisi pantai-pantainya yang indah, kehidupan bawah laut yang memukau dengan banyaknya bangkai kapal yang bisa diselami, dan lain sebagainya.
Sumber: Antara News
Pulau Morotai yang berada di sebelah utara Pulau Halmahera terpilih menjadi lokasi pesta bahari yang memiliki peran signifikan bagi pertumbuhan dan pengembangan industri pariwisata Morotai. Nama Morotai mulai dikenal sejak Perang Dunia II dan merupakan basis bagi Jenderal McArthur saat melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Jepang di Filipina dan pulau-pulau di Indonesia.
Pembukaan Sail Morotai 2012 digelar pada Sabtu, 15 September, Sail Morotai 2012 dihadiri Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Hadir pula veteran perang dari Amerika Serikat, Jepang dan Australia yang pernah menginjakkan kaki di Morotai. Pelaksanaan Sail Morotai 2012 juga dihadiri duta besar, menteri dan perwakilan dari Amerika Serikat, Jepang, Australia dan Filipina. Hari itu kegiatan ini disaksikan pula ribuan penduduk setempat.
Sail Morotai 2012 berkelas internasional tersebut resmi dibuka dengan atraksi Tari Soya-soya, yaitu tarian perang khas Maluku dilanjutkan tarian selamat datang dari distrik lokal di Maluku. Lalu datanglah puluhan yacht dan sejumlah kapal perang yang berpartisipasi dalam Sail Morotai 2012. Pada kesempatan itu, Presiden Yudhoyono juga meresmikan pembukaan Museum Perang Dunia II Morotai yang berisi artefak dan memorabilia dari perang di Morotai.
Dalam pidatonya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut baik semua peserta Sail Morotai 2012, seperti veteran perang dan delegasi asing. Presiden menyebutkan bahwa Sail Morotai adalah bukti komitmen Indonesia untuk mengembangkan potensi ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Untuk tujuan ini, Morotai dan Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara yang menghadap langsung ke lautan Pasifik akan dikembangkan. Hal ini bertujuan agar pulau-pulau di Indonesia akan sanggup bertahan dan bersaing menghadapi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik di masa mendatang.
Morotai akan dikembangkan sesuai dengan potensi sumber daya kelautannya yang teramat kaya, sektor perikanan dan pariwisata. Sebagai langkah awal, wilayah Morotai telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam Rencana Pembangunan Ekonomi Indonesia. Pemerintah juga akan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur dan mendorong para investor untuk lebih mengembangkan daerah ini.
Proyek pertama yang dilakukan dalam hubungannya dengan mendukung Sail Morotai adalah perbaikan infrastruktur pelabuhan dan perluasan dermaga di Daruba, Morotai. Investor dari Taiwan rencananya akan mengembangkan industri perikanan di Morotai.
Sementara itu, ketua panitia yang juga adalah Menko Kesra, Agung Laksono, menyebutkan bahwa Morotai yang meliputi area seluas 1.800 kilometer persegi, memiliki potensi besar dalam sumber daya kelautan, perikanan dan pariwisata. Daerah yang berbatasan dengan Filipina ini diperuntukkan untuk menjadi salah satu wilayah pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lautan Morotai memiliki setidaknya 160 spesies ikan yang sangat diminati di pasar internasional. Sekira 150.000 ton ikan per tahun dihasilkan dari lautan Morotai, padahal sampai saat ini hanya 50% dari potensinya yang baru dimanfaatkan. Pulau-pulau di sekitar juga berpotensi dalam produksi mutiara dan rumput laut. Selain itu, lokasi strategis Morotai di perairan Pasifik tentunya akan menarik banyak investor.
Potensi wisata di Morotai pun menjadi andalan mengingat peran unik Morotai dalam Perang Dunia II. Benyak peninggalan perang yang menjadi wahana wisata sejarah di Morotai. Potensi wisata ini diperkuat dengan kondisi pantai-pantainya yang indah, kehidupan bawah laut yang memukau dengan banyaknya bangkai kapal yang bisa diselami, dan lain sebagainya.
Sumber: Antara News