Pemerintah China mengeluarkan larangan iklan berisi ajakan untuk membeli barang mewah di radio dan televisi. Langkah ini diambil oleh pemerintah negeri tirai bambu tersebut untuk mencegah korupsi dan gaya hidup mewah yang menghinggapi masyarakat China, setelah pertumbuhan ekonomi mereka terus meningkat.
Menurut BBC, Rabu 6 Februari 2013, beberapa produk yang iklannya dilarang tayang antara lain jam mewah, koin emas dan minuman keras. Menurut Badan Administrasi Radio, Film dan Televisi (SARFT) Cina, beberapa iklan mewah yang tayang di media negara tersebut telah mendorong masyarakat untuk membel produk tersebut.
Hal ini dikhawatirkan dapat mengenalkan nilai yang keliru dan memicu terjadinya etos sosial yang buruk. Salah satu etos sosial buruk yang lazim terjadi di Cina yaitu pemberian barang mewah kepada pejabat setempat jelang Imlek untuk memuluskan kepentingan pihak-pihak tertentu.
Selain itu SARFT secara resmi juga mengatakan rencana ini merupakan respons untuk terus mengingatkan kembali praktek berhemat dan menghindari gaya hidup mewah.
Pemimpin Partai Komunis Baru, Xi Jinping, telah berulang kali menegaskan pentingnya mengatasi korupsi, salah satunya dengan melarang tampilan mewah dalam keseharian partai dan fungsi militer. Larangan ini muncul bersamaan dengan janji pemerintah yang akan mengurangi celah antara kalangan kaya dan miskin di negara tersebut.
Salah satu cara yang ditempuh pemerintah yaitu dengan menaikkan upah minimum gaji di perkotaan sebesar 40% di tahun 2015. Pemerintah kala itu mengatakan reformasi diperlukan untuk membuat distribusi pendapat lebih merata. Namun beberapa pengamat menduga langkah ini mencerminkan kepentingan partai komunis terhadap kesenjangan masyarakat yang dapat mengancam stabilitas politik China. (adi)
Menurut BBC, Rabu 6 Februari 2013, beberapa produk yang iklannya dilarang tayang antara lain jam mewah, koin emas dan minuman keras. Menurut Badan Administrasi Radio, Film dan Televisi (SARFT) Cina, beberapa iklan mewah yang tayang di media negara tersebut telah mendorong masyarakat untuk membel produk tersebut.
Hal ini dikhawatirkan dapat mengenalkan nilai yang keliru dan memicu terjadinya etos sosial yang buruk. Salah satu etos sosial buruk yang lazim terjadi di Cina yaitu pemberian barang mewah kepada pejabat setempat jelang Imlek untuk memuluskan kepentingan pihak-pihak tertentu.
Selain itu SARFT secara resmi juga mengatakan rencana ini merupakan respons untuk terus mengingatkan kembali praktek berhemat dan menghindari gaya hidup mewah.
Pemimpin Partai Komunis Baru, Xi Jinping, telah berulang kali menegaskan pentingnya mengatasi korupsi, salah satunya dengan melarang tampilan mewah dalam keseharian partai dan fungsi militer. Larangan ini muncul bersamaan dengan janji pemerintah yang akan mengurangi celah antara kalangan kaya dan miskin di negara tersebut.
Salah satu cara yang ditempuh pemerintah yaitu dengan menaikkan upah minimum gaji di perkotaan sebesar 40% di tahun 2015. Pemerintah kala itu mengatakan reformasi diperlukan untuk membuat distribusi pendapat lebih merata. Namun beberapa pengamat menduga langkah ini mencerminkan kepentingan partai komunis terhadap kesenjangan masyarakat yang dapat mengancam stabilitas politik China. (adi)
Sumber: vivanews.com