Kekisruhan yang terjadi di internal Partai Demokrat dalam beberapa waktu terakhir ini membuat para pendiri Partai Demokrat merasa prihatin.
Henky Luntungan, sebagai salah seorang pendiri Partai Demokrat yang mengatasnamakan Badan Usaha Penyelamat Partai Demokrat, menilai pengusiran terhadap Ruhut Sitompul dalam ajang Silaturahmi Nasional (Silatnas) yang diselenggarakan di Sentul, Jawa Barat, kemarin sebagai cerminan tindakan yang tidak pantas. Apalagi, dipertontonkan ke hadapan masyarakat luas.
Dia sangat menyesalkan peserta yang melakukan pengusiran terhadap Ruhut. Menurut dia, insiden pengusiran itu tidak mesti terjadi.
"Kenapa seperti preman, kami bangun partai ini, kumpulkan profesor dan orang-orang pintar, tidak mau ada anarkistis. Boleh ia (Ruhut) salah, tapi mestinya tidak diusir di depan umum seperti itu," ujar Henky di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 15 Desember 2012.
Menurut dia, Ruhut tidak pantas dipecat dari pengurus Partai Demokrat. Sebab, selama ini, ia menganggap kinerja Ruhut dipandang baik selama menjadi pengurus partai.
"90 persen yang ditangani dan dikerjakan Ruhut jadi. Namun, kalau ia salah, ya diadili dong. Ketua umum harus panggil dia, itu mekanismenya," imbuhnya.
"90 persen yang ditangani dan dikerjakan Ruhut jadi. Namun, kalau ia salah, ya diadili dong. Ketua umum harus panggil dia, itu mekanismenya," imbuhnya.
Henky juga mengimbau Ketua umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, untuk mengundurkan diri demi menyelamatkan masa depan partai.
"Untuk selamatkan partai, saya mohon kepada Anas untuk mundur dan bagi yang menyadari telah melakukan penyimpangan untuk mundur, jangan maling teriak maling," ujar Henky.
Menurut Henky, selama Partai Demokrat berada di bawah kepemimpinan Anas, cita-cita para pendiri partai untuk menjadi Demokrat sebagai rumah besar rakyat Indonesia tidak terwujud.
"Ironisnya, saat ini justru Partai Demokrat menjadi rumah birokrasi bagi rakyat. Menjadi partai yang tertutup bagi rakyat," tandasnya.
Menurut Henky, selama Partai Demokrat berada di bawah kepemimpinan Anas, cita-cita para pendiri partai untuk menjadi Demokrat sebagai rumah besar rakyat Indonesia tidak terwujud.
"Ironisnya, saat ini justru Partai Demokrat menjadi rumah birokrasi bagi rakyat. Menjadi partai yang tertutup bagi rakyat," tandasnya.
Sumber: http://politik.news.viva.co.id/news/read/375283-henky-luntungan--pengusiran-ruhut-seperti-tindakan-preman