Ribuan orang kemarin memadati acara perayaan Tahun Baru China yang diprakarsai oleh koalisi partai politik berkuasa di Malaysia, Barisan Nasional, di Negara Bagian Penang. Namun, kebanyakan mereka yang datang ternyata hanya ingin melihat penampilan penyanyi fenomenal asal Korea Selatan, Psy, yang turut mengisi acara ketimbang mendukung Barisan Nasional.
Surat kabarFree Malaysia Today melaporkan, Selasa (12/2), Ketua Partai Aksi Demokrasi (DAP), Karpal Singh, mengatakan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak seharusnya sadar, kebanyakan warga Malaysia saat ini telah menolak Barisan Nasional. Dia menjelaskan penolakan warga Malaysia terhadap pemerintahan Barisan Nasional terlihat ketika Najib bertanya kepada para penonton.
Ketika itu, Najib bertanya, "Apakah kalian siap untuk Barisan Nasional?", namun mereka yang hadir di tempat itu berteriak "tidak" sebanyak tiga kali. Sementara ketika Najib bertanya "Apakah kalian siap untuk Psy?" para penonton langsung berteriak "iya" sampai tiga kali.
Dia juga menyebut insiden itu memperlihatkan Najib bukanlah seorang perdana menteri yang pintar. Dia menyebut Najib seharusnya tidak perlu bertanya lagi setelah mendengar kata tidak saat pertanyaan pertama.
"Massa yang hadir bukan hanya datang dari Penang, namun dari seluruh pelosok negara ini. Najib menginginkan warga menerima Barisan Nasional, tapi massa tidak memperlihatkan hal itu," ujar dia.
Karpal menyebut mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, adalah contoh seorang politikus pintar yang dapat mengubah situasi negatif menjadi sesuatu hal yang positif.
Dia menjelaskan saat Churchill sedang berkampanye untuk menghadapi pemilihan umum usai Perang Dunia II, Churchill menanyakan kepada seorang perempuan, siapa yang akan dia pilih. Namun, perempuan itu mengatakan dirinya lebih baik memilih setan ketimbang Churchill.
Namun, ketika itu Churchill langsung menjawab, "Jika sewaktu-waktu teman baik Anda (setan) tidak memihak pada Anda, maka Anda harus memilih saya."
Karpal mengatakan Churcill memperlihatkan sebagai politikus cerdas yang dapat mengubah situasi. Dia menjelaskan perempuan itu akhirnya berubah pikiran dan memilih Churchill. "Churchill sudah pasti lebih hebat dari Najib."
[fas]
Sumber: Serba Serbi Informasi Bercampur Di Sini