Tidak hanya Hary Tanoe yang mundur dari Partai NasDem. Kabar akan keluarnya beberapa kader di jajaran NasDem bukan isapan jempol belaka, salah satunya Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Barat Rustam Effendi yang secara resmi menyatakan pengunduran dirinya dari Partai Politik.
Namun sebelum dirinya mengundurkan diri dari Partai Nasdem, Rustam kerap mendapat ancaman serta teror agar mendukung Surya Paloh menjadi ketua umum. Teror dan intimidasi semakin kencang, setelah Partai Nasdem dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilihan Umum 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum.
"Saya kemarin sore didatangi lebih 50 orang preman yang habis mabuk. Dia tahu ada saya di kantor sendiri. Dia katakan, ini tanda tangan surat pendukungan Surya Paloh sebagai ketua umum," ujar Rustam kepada wartawan, di Jakarta Rabu (22/1).
Setelah mendapatkan paksaan untuk menandatangani surat tersebut, dirinya mempertanyakan balik soal siapa mereka dan siapa yang menyuruh mereka untuk mendatangi dirinya.
"Kapasitas saya tidak dukung-mendukung. Karena saya taat dengan aturan, asas. Kalau memang calonnya cuman satu, Surya Paloh mau mendukung siapa lagi. Ya silakan jadi ketua umum," ujarnya.
Rustam juga menjelaskan kalau Partai Nasdem sebenarnya memiliki mekanisme dan aturan yang bagus dan baik. Akan tetapi dalam prosesnya tidak berjalan dengan baik karena di dalam tubuh partai itu ada orang yang haus kekuasaan. Selain itu, Rustam pun memberikan contoh seperti 30 hari sebelum Kongres, DPP Partai Nasdem harus berkirim surat terlebih dahulu ke DPW. Akan tetapi hingga kini, pihaknya tidak menerima surat tersebut.
"Saya tidak tanda tangan. Saya tidak mau menyalahi aturan dari awal. Kawan-kawan lain yang mau tanda tangan silakan. Saya tidak mau. Karena sudah capek kita. Bukan zamannya lagi dukung-mendukung. Dulu zaman Pak Harto, kita benci. Tapi kita menjalani seperti zaman Pak Harto. Jadi kita kembali ke era dulu yang negatif. Kalau yang bagus tidak masalah," imbuhnya.
Rustam menambahkan alasannya memilih mengundurkan diri karena pergantian ketua umum sudah tidak sesuai lagi dengan mekanisme dan ADRT partai. Apalagi dia menegaskan, Jawa Barat tidak mau kultus terhadap seseorang.
"Banyak hal yang tidak sesuai dengan hati saya. Saya menentukan sikap dong. Saya, selama kurang lebih dua tahun membangun (Nasdem ) Jawa Barat. Walaupun pahit, tapi mungkin terbaik juga buat saya dan keluarga saya," pungkasnya.
Sumber: merdeka.com